Keutamaan
sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan
Oleh
Rahmi Ifada, S.Ag, M.Pd.I
(
Guru PAI SMAN 1 cigombong Bogor)
Ketika
datang bulan Ramadhan penuh suka cita kita menyambutnya. Tamu agung telah
datang bulan istimewa, bulan suci umat Islam bulan suci Ramadhan.
Bulan
ramadhan merupakan bulan yang penuh rahmat kasih sayang dan keberkahan, bulan penuh ampunan dan terbebas
dari api neraka (itqun minan naar).
Bulan Ramadhan adalah bulannya orang-orang yang bertakwa. Dikutip dari
Abdul Manan dalam bukunya Kesempurnaan Ibadah Ramadhan menyebutkan bahwa bulan
ini memiliki nama yang banyak, dengan arti yang sama-sama mulia. Ramadhan disebut sebagai syahrullah karena
Allah menyandarkan puasa pada diri-Nya. Disebut Syahrul Qur’an karena di
dalamnya diturunkan Al-Quran. disebut Syahrus Siyam karena di bulan ini dilatih
diri untuk melaksanakan ibadah yang Allah sandarkan kepada diri-Nya bagi yang
berpuasa. Disebut pula Syahrul Rahmah
karena di bulan ini, Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada
hamba-hamba-Nya. Kemuliaan bulan ini berlanjut hingga di 10 hari terakhir di
Bulan Ramadhan.
Awal
bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, sedangkan akhirnya
adalah terbebas dari neraka."
Pada
sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan amatlah disukai oleh Nabi Muhammad SAW.
Dari
'Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata, "Dahulu Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersungguh-sungguh di 10 terakhir di bulan Ramadhan lebih
dari pada bersungguh-sungguhnya beliau di hari-hari lainnya." (HR. Muslim
dan Ahmad).
Juga
Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari sahabat 'Aisyah Radhiyallahu
'Anha bahwasannya "dahulu Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam apabila telah
masuk 10 terakhir beliau mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan
malam-malamnya dan membangunkan keluarganya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Arti
dari perkataan 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha bahwasannya beliau "mengencangkan
ikat pinggangnya" yaitu beliau bersungguh-sungguh dalam beribadah dan
menjauhi istri-istrinya.
Beliau
tidak berhubungan badan dengan mereka di malam-malam sepuluh terakhir dan sibuk
bermunajat kepada Allah SWT.
Di
sepuluh hari terakhir bulan ramadhan sering disebut juga dengan malam Lailatul
Qadar. Malam ini disebutkan dalam Al-Quran malam yang lebih baik dari malam
seribu bulan.
Prof.
M. Quraish Shihab dalam bukunya Wawasan Al-quran menegaskan bahwa lailatul qadar merupakan
malam yang mulia, yang apabila diraih maka ia akan menetapkan masa depan umat
manusia. Pada malam itu para malaikat turun ke bumi membawa ketenangan dan
kedamaian.
Lailatul
qadar adalah malam yag ditunggu - tunggu kehadirannya oleh semua umat manusia,
yaitu suatu malam yang ibadah pahalanya lebih baik dari 1000 bulan. Para
malaikat turun membawa rahmat bagi seluruh alam tanpa kecuali sebagaimana Allah
berfirman dalam Qs. Al qadr ayat 1-4
Amalan
pada sepuluh Hari Sebelum Ramadhan Berakhir
Amalan-amalan
utama apa saja yang harus kita dikerjakan ketika sepuluh hari terakhir di bulan
ramadhan?
Tentu
saja amal kebaikan yang akan bernilai pahala di hadapan Allah Swt. Menurut
Syekh Zainuddin Al-Malibari, penulis Fathul Baari menyebut ada tiga amalan yang
mesti diamalkan yaitu, Pertama memperbanyak sedekah, kedua memperbanyak membaca
Al-Quran dan ketiga memperbanyak i’tikaf di masjid.
Selanjutnya ada banyak amalan-amalan yang bisa kita lakukan, yaitu :
1. Memperbanyak amal shadaqah
Sedekah
berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Maka orang yang bersedekah
merupakan orang yang benar pengakuan imannya. Sedangkan menurut syariat,
sedekah hampir sama dengan infaq yaitu mengeluarkan harta untuk kepentingan
sesuatu. Dalam pengertian ini, sedekah lebih luas cakupannya karena tidak
terbatas pada barang materi saja. Namun juga non-materi seperti amar ma’ruf
nahi munkar.
Dalam
sepuluh hari terakhir ramadhan, sedekah merupakan amalan yang utama. Karena
keutamaan ini tidak hanya didapatkan oleh orang yang bersedekah, namun
dinikmati juga oleh orang yang menerimanya. Hal ini menggambarkan bahwa sedekah
tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah namun juga mendekatkan hubungan baik
kepada sesama. Maka tak heran jika di hari-hari itu setiap orang berlomba-lomba
untuk menghidangkan makanan dan minuman untuk sahur dan berbuka puasa,
memberikan santunan kepada anak yatim piatu dan memberikan sedekah untuk
kegiatan keagamaan lainnya.
Sebagian
ulama menyebutkan bahwa keutamaan sedekah ini tidak hanya di 10 hari terakhir
ramadhan. Melainkan keseluruhan setiap harinya meskipun sedekah itu nominalnya
sedikit. Karena yang lebih utama dari sedekah bukanlah jumlah nominalnya,
melainkan keistiqamahannya.
2. Memperbanyak tadarus/Membaca Al-Qur’an
Membaca
Al-Quran termasuk amalan yang utama di sepuluh hari terakhir di bulan ramadhan.
Pada bulan inilah nuzulul Qur’an diperingati. Peringatan seperti ini biasa
disambut oleh umat muslim untuk tadarus bersama, kajian Al-Quran, khataman
bin-nadhar (khataman Al-Quran dengan membaca Al-Quran menggunakan mushaf),
hingga khataman bil-ghaib (khataman Al-Quran tanpa menggunakan mushaf yang
biasa dilakukan oleh para huffadz).
Membaca
Al-Quran menurut Rasulullah, sebagai upaya untuk berbincang dan berkomunikasi
kepada Allah SWT. Selain itu, membaca Al-Quran juga akan mendapatkan berbagai
keistimewaan. Seperti hidup lebih bahagia, selamat dari hisab di hari mahsyar,
mendapat naungan (rahmat) Allah di hari pembalasan, dan mendapatkan petunjuk
sehingga tidak akan tersesat.
Menurut
Imam Nawawi, membaca Al-Quran di sepuluh hari terakhir ramadhan lebih utama
dilakukan setelah shalat subuh. Sedangkan menurut Abu Bakar Syatha lebih utama
dilakukan ketika malam hari, karena lebih fokus dan totalitas beribadah.
3. Memperbanyak I’tikaf di Masjid
I’tikaf
artinya berdiam di dalam masjid dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah
SWT. Menurut berbagai riwayat hadis, Rasulullah selalu rutin beri’tikaf di
sepuluh hari terakhir bulan ramadhan.
Bahkan sebelum wafatnya, Rasulullah beri’tikaf selama 20 hari seperti
yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah. Pelaksanaan i’tikaf ini,
tidak bisa dipisahkan dari momentum pencarian lailatu qadar. I’tikaf seperti
ini harus dilakukan di masjid sebagai wujud syiar agama Allah.
Lantas,
apa saja yang perlu dilakukan saat beri’tikaf? Untuk menggapai kemuliaan di
sepuluh hari terakhir bulan ramadhan ini, i’tikaf tidak hanya serta-merta
berdiam saja tanpa melakukan apapun. Sesuai dengan tujuan i’tikaf untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT, maka
orang beri’tikaf seyogyanya mengisi amal ibadah. Amalan-amalan seperti shalat
sunnat, membaca Al-Qur’an, bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir, istighfar,
shalawat Nabi, serta memperbanyak do’a dan tafakkur harus menjadi pelengkap
i’tikaf.
Selain
itu, dapat juga dilakukan dengan amalan kebajikan lainnya, seperti; mempelajari
tafsir, hadits, dan atau ilmu-ilmu agama Islam lainnya, serta menghindari
segala hal yang tidak ada manfaatnya.
4. Memperbanyak doa dan bermunajat
kepada Allah Swt.
Rasulullah
SAW memerintah Ummul Mukminin Aisyah
untuk berdoa di malam-malam sepuluh hari terakhir.
Aisyah
berkata, "Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku ketepatan mendapatkan
malam lailatul qadar, apa yang harus aku ucapkan?", beliau menjawab:
"Ucapkanlah, Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu anna" (Ya
Allah, sesungguhnya Engkau maha pemaaf mencintai kemaafan, maka maafkanlah
aku)." (HR. Ibnu Majah, yang dishahihkan oleh Al Albani).
5. Memperbanyak shalat malam
Rasulullah
menyebutkan bahwa shalat malam merupakan shalat yang paling utama setelah
shalat lima waktu (maktubah), seperti dalam sabdanya:
"Puasa
yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram.
Sebaik-baik shalat setelah shalat fardlu adalah shalat malam." (HR
Muslim).
6. Banyak berzikir kepada Allah
Perintah
Zikir ini terdapat dalam beberapa surat, di antaranya adalah Surat Al Araf ayat
205 yang artinya:
"Hai
orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut) nama Allah dengan zikir
yang sebanyak-banyaknya."
Selalai
apa pun, zikir tetap harus dilakukan untuk mendekatkan kita kepada Allah.
Zikir
adalah amalan ibadah yang paling mudah dilakukan, kapan pun dan di mana pun.
Begitu pentingnya zikir, dalam sebuah hadis bahkan disebutkan bahwa orang yang
tidak berzikir kepada Tuhannya seperti hidup bersama orang yang mati.
"Perumpamaan
orang yang berzikir kepada Tuhannya dengan orang yang tidak berzikir kepada
Tuhannya adalah seperti orang yang hidup dengan orang yang mati." (HR.
al-Bukhari).
Demikian
tulisan singkat ini semoga kita dapat menjalankan amalan di sepuluh hari
terakhir di bulan Ramadhan.
Ke
enam amalan di atas merupakan upaya kemuliaan untuk menggapai keridhaan Allah
Swt melalui amalan di sepuluh hari terakhir di bulan ramadhan. Kita selalu
berharap semoga kita semua di bulan suci ramadhan kali ini bisa menggapai malam
lailatul qadar , bisa terus berbuat kebaikan dengan penuh iman dan ketakwaan.
Aamiin
ya Rabbal 'aalamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.