Lagu lagu
Selasa, 06 Juli 2021
Kamis, 20 Mei 2021
SEJARAH TRADISI MUDIK LEBARAN
Mudik Virtual dan sejarah mudik lebaran.
(Rahmi Ifada, M.Pd.I Guru PAI SMAN 1 Cigombong Bogor)
Mudik merupakan tradisi masyarakat Indonesia yang selalu dilakukan saat bulan Ramadhan menjelang lebaran. Tradisi bersama-sama pulang ke kampung halamannya masing-masing menemui orang tua dan sanak saudara. Bagaimanakah sebenarnya sejarah mudik di Indonesia sebenarnya ?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mudik artinya pergi ke ulu (hulu sungai, pedalaman): dari Palembang sampai ke Sakayu. Dan dapat juga diartikan pulang ke kampung halaman seminggu menjelang Lebaran atau sebelumnya.
Guru Besar Linguistik dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof. Dr. Kisyani Laksono, M. Hum mengatakan ada dua kata, yaitu mudik dan pulang kampung berbeda meskipun punya sinonim sama.
Menurut Kisyani, pulang kampung bisa dilakukan kapan saja ketika berkeinginan pulang tanpa menunggu momen atau acara tertentu. Sedangkan mudik hanya dilakukan di tengah peringatan hari raya. Dari segi sifat pulang kampung bersifat individual tetapi istilah mudik sifatnya massal bersama-sama menjelang lebaran.
Mudik Virtual
Tahun ini menjadi tahun kedua tradisi mudik di Indonesia dilarang saat lebaran. Meskipun masih ada 1,5 juta pemudik yang nekat pulang kampung dengan berbagai cara, namun kebanyakan warga menahan diri untuk tidak mudik. Hal ini bertujuan untuk menekan laju pandemi Covid-19.
Karena mudik menjadi bagian yang tak dapat terpisahkan dari masyarakat Indonesia sebagai upaya mengunjungi orang tua dan sanak saudara sebagai wujud cinta.
Sebelum masa pandemi, hampir semua masyarakat di daerah perkotaan berbondong-bondong pulang ke kampung halaman untuk merayakan lebaran bersama keluarga di kampung.
Dan ketika larangan mudik diberlakukan pemerintah sebagai gantinya mudik virtual menjadi fenomena baru dalam merayakan lebaran. Dengan berzoom ria atau Video Call kita masih bisa bertemu dan bersilaturahmi dengan kerabat dan sanak saudara di dunia maya, walaupun secara hati belum sepenuhnya menggantikan mudik secara fisik. Mudik virtual salah satu alternatif menahan kerinduan kepada kampung halaman dengan berselancar menemui keluarga, sanak saudara dengan menelpon dan bercanda ria di dalamnya.
Mudik dan sejarahnya
Di zaman Jakarta masih era Batavia, pemerintah kolonial Hindia-Belanda sebenarnya sudah ada aktivitas pulang kampung alias mudik. JJ Rizal sejarawan lulusan Universitas Indonesia (UI), mengidentifikasi tradisi mudik dengan aktivitas di Batavia, di mana saat itu sudah membutuhkan banyak tenaga kerja sejak 200 tahun yang lalu.
Sejarawan JJ Rizal menyampaikan bahwa mudik dilakukan sebagai terhentinya aktivitas kembali ke kampung halaman terutama kata mudik ini identik dengan kota Batavia, ibu kota kolonial yang kemudian diwarisi Jakarta sebagai ibu kota nasional serta menjadi pusat urbanisasi.
Mudik juga berasal dari kata udik yang berarti kembali ke titik awal mula aliran sungai alias di hulu, letaknya di desa yang jauh dari hilir di Batavia. Istilah ini kemudian berkembang seiring dengan banyak kaum pekerja atau buruh yang berasal dari luar daerah.
Meningkatnya aktivitas mudik masa sekarang itu dimulai pada masa Orde Baru. Saat periode Gubernur Jakarta Ali Sadikin berkuasa (1966-1977) budaya mudik berjalan dan akhirnya berkembang menjadi tradisi besar yang dilakukan setiap tahun sampai sekarang, karena menyangkut perpindahan orang dari desa ke kota yang semakin besar dan berimplikasi luas bagi banyak hal, mulai dari transportasi sampai kriminalitas. Ini terutama setelah masa Ali Sadikin, ketika posisi warga asli, yakni Betawi, bukan lagi nomer satu, digantikan urban Jawa, Madura, Sunda, Padang dan lain lain
Sejarah mudik di Indonesia yang semakin gencar terjadi ketika banyaknya proyek pembangunan dan impian pekerjaan yang menjanjikan di Jakarta. Banyaknya jumlah pendatang ke Jakarta berbanding lurus dengan banyaknya masyarakat yang mudik setiap lebaran.
Semakin banyak kaum urban datang ke Jakarta semakin banyak pula arus mudik yang terjadi dan berlangsung setiap tahunnya menjelang lebaran.
Dan ini menjadikan budaya silaturahmi baik dan ikatan emosional rakyat kepada kampung halamannya.
Rabu, 05 Mei 2021
Keutamaan sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan
Keutamaan
sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan
Oleh
Rahmi Ifada, S.Ag, M.Pd.I
(
Guru PAI SMAN 1 cigombong Bogor)
Ketika
datang bulan Ramadhan penuh suka cita kita menyambutnya. Tamu agung telah
datang bulan istimewa, bulan suci umat Islam bulan suci Ramadhan.
Bulan
ramadhan merupakan bulan yang penuh rahmat kasih sayang dan keberkahan, bulan penuh ampunan dan terbebas
dari api neraka (itqun minan naar).
Bulan Ramadhan adalah bulannya orang-orang yang bertakwa. Dikutip dari
Abdul Manan dalam bukunya Kesempurnaan Ibadah Ramadhan menyebutkan bahwa bulan
ini memiliki nama yang banyak, dengan arti yang sama-sama mulia. Ramadhan disebut sebagai syahrullah karena
Allah menyandarkan puasa pada diri-Nya. Disebut Syahrul Qur’an karena di
dalamnya diturunkan Al-Quran. disebut Syahrus Siyam karena di bulan ini dilatih
diri untuk melaksanakan ibadah yang Allah sandarkan kepada diri-Nya bagi yang
berpuasa. Disebut pula Syahrul Rahmah
karena di bulan ini, Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada
hamba-hamba-Nya. Kemuliaan bulan ini berlanjut hingga di 10 hari terakhir di
Bulan Ramadhan.
Awal
bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, sedangkan akhirnya
adalah terbebas dari neraka."
Pada
sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan amatlah disukai oleh Nabi Muhammad SAW.
Dari
'Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata, "Dahulu Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersungguh-sungguh di 10 terakhir di bulan Ramadhan lebih
dari pada bersungguh-sungguhnya beliau di hari-hari lainnya." (HR. Muslim
dan Ahmad).
Juga
Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari sahabat 'Aisyah Radhiyallahu
'Anha bahwasannya "dahulu Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam apabila telah
masuk 10 terakhir beliau mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan
malam-malamnya dan membangunkan keluarganya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Arti
dari perkataan 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha bahwasannya beliau "mengencangkan
ikat pinggangnya" yaitu beliau bersungguh-sungguh dalam beribadah dan
menjauhi istri-istrinya.
Beliau
tidak berhubungan badan dengan mereka di malam-malam sepuluh terakhir dan sibuk
bermunajat kepada Allah SWT.
Di
sepuluh hari terakhir bulan ramadhan sering disebut juga dengan malam Lailatul
Qadar. Malam ini disebutkan dalam Al-Quran malam yang lebih baik dari malam
seribu bulan.
Prof.
M. Quraish Shihab dalam bukunya Wawasan Al-quran menegaskan bahwa lailatul qadar merupakan
malam yang mulia, yang apabila diraih maka ia akan menetapkan masa depan umat
manusia. Pada malam itu para malaikat turun ke bumi membawa ketenangan dan
kedamaian.
Lailatul
qadar adalah malam yag ditunggu - tunggu kehadirannya oleh semua umat manusia,
yaitu suatu malam yang ibadah pahalanya lebih baik dari 1000 bulan. Para
malaikat turun membawa rahmat bagi seluruh alam tanpa kecuali sebagaimana Allah
berfirman dalam Qs. Al qadr ayat 1-4
Amalan
pada sepuluh Hari Sebelum Ramadhan Berakhir
Amalan-amalan
utama apa saja yang harus kita dikerjakan ketika sepuluh hari terakhir di bulan
ramadhan?
Tentu
saja amal kebaikan yang akan bernilai pahala di hadapan Allah Swt. Menurut
Syekh Zainuddin Al-Malibari, penulis Fathul Baari menyebut ada tiga amalan yang
mesti diamalkan yaitu, Pertama memperbanyak sedekah, kedua memperbanyak membaca
Al-Quran dan ketiga memperbanyak i’tikaf di masjid.
Selanjutnya ada banyak amalan-amalan yang bisa kita lakukan, yaitu :
1. Memperbanyak amal shadaqah
Sedekah
berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Maka orang yang bersedekah
merupakan orang yang benar pengakuan imannya. Sedangkan menurut syariat,
sedekah hampir sama dengan infaq yaitu mengeluarkan harta untuk kepentingan
sesuatu. Dalam pengertian ini, sedekah lebih luas cakupannya karena tidak
terbatas pada barang materi saja. Namun juga non-materi seperti amar ma’ruf
nahi munkar.
Dalam
sepuluh hari terakhir ramadhan, sedekah merupakan amalan yang utama. Karena
keutamaan ini tidak hanya didapatkan oleh orang yang bersedekah, namun
dinikmati juga oleh orang yang menerimanya. Hal ini menggambarkan bahwa sedekah
tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah namun juga mendekatkan hubungan baik
kepada sesama. Maka tak heran jika di hari-hari itu setiap orang berlomba-lomba
untuk menghidangkan makanan dan minuman untuk sahur dan berbuka puasa,
memberikan santunan kepada anak yatim piatu dan memberikan sedekah untuk
kegiatan keagamaan lainnya.
Sebagian
ulama menyebutkan bahwa keutamaan sedekah ini tidak hanya di 10 hari terakhir
ramadhan. Melainkan keseluruhan setiap harinya meskipun sedekah itu nominalnya
sedikit. Karena yang lebih utama dari sedekah bukanlah jumlah nominalnya,
melainkan keistiqamahannya.
2. Memperbanyak tadarus/Membaca Al-Qur’an
Membaca
Al-Quran termasuk amalan yang utama di sepuluh hari terakhir di bulan ramadhan.
Pada bulan inilah nuzulul Qur’an diperingati. Peringatan seperti ini biasa
disambut oleh umat muslim untuk tadarus bersama, kajian Al-Quran, khataman
bin-nadhar (khataman Al-Quran dengan membaca Al-Quran menggunakan mushaf),
hingga khataman bil-ghaib (khataman Al-Quran tanpa menggunakan mushaf yang
biasa dilakukan oleh para huffadz).
Membaca
Al-Quran menurut Rasulullah, sebagai upaya untuk berbincang dan berkomunikasi
kepada Allah SWT. Selain itu, membaca Al-Quran juga akan mendapatkan berbagai
keistimewaan. Seperti hidup lebih bahagia, selamat dari hisab di hari mahsyar,
mendapat naungan (rahmat) Allah di hari pembalasan, dan mendapatkan petunjuk
sehingga tidak akan tersesat.
Menurut
Imam Nawawi, membaca Al-Quran di sepuluh hari terakhir ramadhan lebih utama
dilakukan setelah shalat subuh. Sedangkan menurut Abu Bakar Syatha lebih utama
dilakukan ketika malam hari, karena lebih fokus dan totalitas beribadah.
3. Memperbanyak I’tikaf di Masjid
I’tikaf
artinya berdiam di dalam masjid dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah
SWT. Menurut berbagai riwayat hadis, Rasulullah selalu rutin beri’tikaf di
sepuluh hari terakhir bulan ramadhan.
Bahkan sebelum wafatnya, Rasulullah beri’tikaf selama 20 hari seperti
yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah. Pelaksanaan i’tikaf ini,
tidak bisa dipisahkan dari momentum pencarian lailatu qadar. I’tikaf seperti
ini harus dilakukan di masjid sebagai wujud syiar agama Allah.
Lantas,
apa saja yang perlu dilakukan saat beri’tikaf? Untuk menggapai kemuliaan di
sepuluh hari terakhir bulan ramadhan ini, i’tikaf tidak hanya serta-merta
berdiam saja tanpa melakukan apapun. Sesuai dengan tujuan i’tikaf untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT, maka
orang beri’tikaf seyogyanya mengisi amal ibadah. Amalan-amalan seperti shalat
sunnat, membaca Al-Qur’an, bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir, istighfar,
shalawat Nabi, serta memperbanyak do’a dan tafakkur harus menjadi pelengkap
i’tikaf.
Selain
itu, dapat juga dilakukan dengan amalan kebajikan lainnya, seperti; mempelajari
tafsir, hadits, dan atau ilmu-ilmu agama Islam lainnya, serta menghindari
segala hal yang tidak ada manfaatnya.
4. Memperbanyak doa dan bermunajat
kepada Allah Swt.
Rasulullah
SAW memerintah Ummul Mukminin Aisyah
untuk berdoa di malam-malam sepuluh hari terakhir.
Aisyah
berkata, "Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku ketepatan mendapatkan
malam lailatul qadar, apa yang harus aku ucapkan?", beliau menjawab:
"Ucapkanlah, Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu anna" (Ya
Allah, sesungguhnya Engkau maha pemaaf mencintai kemaafan, maka maafkanlah
aku)." (HR. Ibnu Majah, yang dishahihkan oleh Al Albani).
5. Memperbanyak shalat malam
Rasulullah
menyebutkan bahwa shalat malam merupakan shalat yang paling utama setelah
shalat lima waktu (maktubah), seperti dalam sabdanya:
"Puasa
yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram.
Sebaik-baik shalat setelah shalat fardlu adalah shalat malam." (HR
Muslim).
6. Banyak berzikir kepada Allah
Perintah
Zikir ini terdapat dalam beberapa surat, di antaranya adalah Surat Al Araf ayat
205 yang artinya:
"Hai
orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut) nama Allah dengan zikir
yang sebanyak-banyaknya."
Selalai
apa pun, zikir tetap harus dilakukan untuk mendekatkan kita kepada Allah.
Zikir
adalah amalan ibadah yang paling mudah dilakukan, kapan pun dan di mana pun.
Begitu pentingnya zikir, dalam sebuah hadis bahkan disebutkan bahwa orang yang
tidak berzikir kepada Tuhannya seperti hidup bersama orang yang mati.
"Perumpamaan
orang yang berzikir kepada Tuhannya dengan orang yang tidak berzikir kepada
Tuhannya adalah seperti orang yang hidup dengan orang yang mati." (HR.
al-Bukhari).
Demikian
tulisan singkat ini semoga kita dapat menjalankan amalan di sepuluh hari
terakhir di bulan Ramadhan.
Ke
enam amalan di atas merupakan upaya kemuliaan untuk menggapai keridhaan Allah
Swt melalui amalan di sepuluh hari terakhir di bulan ramadhan. Kita selalu
berharap semoga kita semua di bulan suci ramadhan kali ini bisa menggapai malam
lailatul qadar , bisa terus berbuat kebaikan dengan penuh iman dan ketakwaan.
Aamiin
ya Rabbal 'aalamiin.
Jumat, 26 Maret 2021
CONTOH SPTJM
CONTOH SPTJM UNTUK PPPK PAI SILAHKAN DOWNLOAD DISINI
CATATAN : SPTJM DIISI DAN DI TANDATANGANI OLEH GPAI NON PNS YANG SUDAH SERTIFIKASI DAN SUDAH MENDAPATKAN SK PPPK, SELANJUTNYA DI UPLOAD PADA AKUN SIAGA PADA MENU KEPEGAWAIAN
Rabu, 03 Maret 2021
MUSDA DPD AGPAII KABUPATEN BOGOR
Bertempat di aula RKB SMKN 1 Cibinong Bogor, Musda DPD AGPAII kab. Bogor diselenggarakan pada tanggal 3 Maret 2021 atas kerjasama panitia dan pengurus DPD.
Ketua Panitia dalam laporannya menyampaikan bahwa peserta dihadiri 70 orang perwakilan dari FKG TK, KKG SD, MGMP SMP, MGMP SMA/SMK dan DPC. Bertemakan menjaga ukhuwah, merawat keragaman dan kompetitif dalam berkarya.
Acara berlangsung dari pagi pukul 08.30 dengan run down acara yang disusun rapi mulai dari pembukaan dibuka secara resmi oleh Kepala KCD Wilayah I Provinsi Jabar bapak H. Dadang Sufyan Saefullah.
Dalam sambutannya Dadang menyambut baik keberadaan AGPAII sebagai Asosiasi Guru PAI Indonesia yang harus bisa meningkatkan kompetensi guru agama di Jawa Barat khususnya dan mampu mengadvokasi para anggotanya. Ada 3 C yang harus dikuasai guru, mumpuni dan kompeten berkarakter
Akhlak mulia, bersinergi dan banyak literasi membaca. Selanjutnya Dadang menyampaikan bahwa Guru PAI harus menjadi garda terdepan pembentukan akhlak peserta didik dan mampu menghadapi tantangan revolusi 4.0
Sebagai agent of change guru PAI harus terdepan informasi dan digitalisasi.
Kita maju bersama hebat semua.
Acara Musda dalam sehari penuh ini berjalan lancar dan sukses atas kerjasama peserta dan para panitia. Ditutup kegiatan Musda ini dengan ketua DPD terpilih bapak Cucu Salman. Pesannya jika memilih pemimpin yang baik itu bukan saya, jika memilih guru yang soleh, itu belum saya. Tapi jika kalian memilih manajer yang baik bergabung dan bekerjalah dengan saya melayani guru-guru agama Islam.
Selamat dan sukses DPD AGPAII Kabupaten Bogor.
PEMBINAAN MGMP PAI SMA SMK BOGOR SELATAN
Pembinaan peningkatan pembiasaan spiritual melalui One week One Juz (OWOJ) digalakkan kembali oleh Guru PAI bekerja sama dengan KCD Wilayah 1 provinsi Jawa Barat. Sosialisasinya melalui pembinaan MGMP PAI SMA SMK Wilayah selatan bertempat di SMAN 1 Caringin kabupaten Bogor. Hal ini sesuai dengan target Gerakan Cinta Alqur'an yang dimotori dalam rapat sebelumnya dengan para pengurus MGMP Kabupaten, pengawas PAI dan Kepala KCD Wilayah I provinsi Jawa Barat.Turut berperan serta dalam program ini Guru-guru PAI SMA SMK, pengurus MGMP PAI SMA SMK Kabupaten Bogor yang menyelenggarakan kegiatan MGMP sebagai Rencana Tindak Lanjut. Kegiatan berlangsung tanggal 27 Februari secara luring dengan aturan protokol kesehatan yang ketat.
“Melalui kegiatan ini diharapkan guru PAI memahami perannya sebagai agent of change menjadikan guru PAI garda terdepan peningkatan akhlak mulia,” demikian dikatakan Agan Suhayat selaku Ketua MGMP Bogor Selatan.
Hadir dalam kegiatan ini H. Muhidin (Pengawas PAI SMA Kemenag Kabupaten Bogor), Duduh Rusdiana dan Rahmi Ifada (Nara sumber).
Dalam sambutannya H. Muhidin sangat mendorong kemajuan kompetensi guru PAI salah satunya penguasaan Ilmu Alqur'an.
“Guru PAI harus bisa membaca Alqur'an dengan fasih dan benar karena mengajarkan kepada peserta didik langsung. Pembiasaan membaca Alqur'an melalui one week one juz harus terus didorong dan digalakkan kembali.
Ketua MGMP Agan Suhayat menyampaikan pandangan umum tentang pentingnya guru PAI harus sudah mahir membaca Alqur'an dan memahami betul isi kandungannya. Kegiatan OWOJ yang nantinya ditujukan kepada para GTK dan peserta didik di sekolah masing-masing secara bertahap dilaksanakan dengan rencana dan terjadwal.
Bapak pengawas H.Muhidin sangat mengapresiasi kegiatan ini meskipun swadaya, dan diharapkan bisa terus dilanjutkan guna mengembangkan kemampuan guru dalam peningkatan pembiasaan spiritual.
Terkait kompetensi guru PAI dalam membuat kisi-kisi dan soal Ujian Sekolah sesuai Juknis Direktorat Pendis PAI, disampaikan paparannya bagaimana cara membuat soal yang baik sesuai dengan kisi-kisi oleh pemateri 1 Rahmi Ifada. Pemateri 2 Duduh Rusdiana memandu para guru PAI dalam teknis mengisi EMIS dan SIAGA Pendis.Kegiatan ini diikuti 45 guru PAI SMA SMK wilayah Bogor Selatan berlangsung dari pagi jam 08.30 sampai menjelang sore jam 14.00.
(Kontributor : Rahmi Ifada, Pengurus MGMP PAI SMA SMK Kab.Bogor)
Selasa, 10 November 2020
Senin, 02 November 2020
Esensi memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw
Pada
tanggal 12 Rabiul awwal 1442 H tahun ini Maulid Nabi Muhammad Saw diperingati bertepatan dengan tanggal 29 Oktober
2020 sehari setelah hari Sumpah Pemuda.Momentum peringatan maulid Nabi tentu
saja sebagai pelajaran bagi kita untuk selalu memperbaiki akhlak dan keimanan kita kepada Allah Swt.
Kendati
Nabi Muhammad dilahirkan pada 12 tanggal Rabiul Awwal tahun 570 M di Makkah,namun
tradisi Maulid tidak hanya diperingati pada tanggal tersebut saja. Para pecinta
Nabi sudah memperingati momen
agung ini setiap hari mulai dari awal sampai dengan akhir bulan.Bahkan ada yang
melaksanakannya di luar bulan Rabiul Awal dan lebih dari itu ada pula yang menjadikan peringatan kelahiran
Nabi sebagai acara di seluruh bulan.Ini merupakan bentuk kecintaan atas
anugerah datangnya manusia paling sempurna di muka bumi ini yang membawa risalah dari Allah
SWT bagi manusia. Ekspresi kecintaan umat Islam di Indonesia pun diwujudkan dengan berbagai
macam acara seperti pembacaan Barzanji (riwayat hidup Nabi), ceramah keagamaan, dan juga perlombaan, seperti lomba
baca Al-Qur'an, lomba azan, lomba baca kitab
kuning, lomba shalawat, lomba marawis dan sebagainya.
Kedatangan
hari istimewa tersebut juga tidak kalah disambut dengan meriah. Setiap
masyarakat punya caranya tersendiri
dalam menyambut dan mengekspresikan sukacita mereka. Pembacaan maulid di masjid-masjid, musholla dan
langgar-langgar kecil di daerah nyatanya dilaksanakan oleh sebagian masyarakat. Namun, bagi
mereka yang tidak melakukan, pada hakikatnya mereka
tetap memperingati hari istimewa tersebut lewat pengangkatan Sirah Nabi
Muhammad sebagai topik hangat dalam
kajian keislaman maupun perbincangan majelis mereka. Belum lagi kehadiran bazar, grebeg Maulid dan
lain sebagainya, masyarakat Indonesia sejak dahulu memang sudah dikenal sebagai masyarakat
yang kreatif dalam mengadakan peringatan atas momentum tertentu.
Sudah
selayaknya memang, hari kelahiran Muhammad Saw dirayakan dengan meriah oleh seluruh umat Muslim sedunia. Hal ini
dapat dimengerti lewat kedudukan yang diberikan oleh Allah kepadanya. "Dan tidaklah kami
mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi semesta alam," demikian arti salah satu firman Allah dalam
Al-Qur'an. Bahkan dalam sebuah hadits
qudsi, dikatakan bahwa Allah berfirman, “Kalau bukan karena engkau (Muhammad),
maka
alam
semesta ini tidaklah diciptakan."
Tingginya
kedudukan Nabi Muhammad juga dapat dilihat dalam kisah yang diceritakan oleh Al-Qur'an. Dalam surat Al Imran
ayat 81, Allah berfirman, "Dan ingatlah ketika Allah mengambil perjanjian dan para Nabi,
'Sungguh apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang
kepadamu seorang Rasul (Muhammad) yang membenarkan kamu, niscaya kamu
sungguh-sungguh akan beriman kepadanya dan menolongnya.' Allah berfirman,'Apakah
kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku yang demikian itu?' Mereka pun
menjawab,'Kami mengakui’’. Senada dengan firman tersebut, Nabi Muhammad SAW dalam riwayat Imam
Ahmad bersabda, "Demi
(Allah) yang jiwaku berada pada genggaman-Nya, seandainya Musa As hidup,dia
tidak dapat mengelak dan mengikutiku." Kedudukan tinggi
Nabi Muhammad Saw ini sendiri, tak
lepas dari kemuliaan akhlak dan budi pekerti yang ia miliki. Allah memujinya
dalam surat Al-Qalam
ayat 4, "Sesungguhnya engkau (Muhammad), berada di atas akhlak yang
agung". Akhlak
mulia inilah contoh nyata dari kehidupan beliau nabi Muhammad SAW.
Dalam
konteks abad modern, Mahatma Ghandi yang beragama Hindu,memberikan pengakuan terhadap keluhuran budi Nabi Muhammad
Saw. Dalam sambutannya untuk buku Muhammad Prophet
for our Time yang ditulis oleh Karen Amstrong, ia menyatakan, “Saya takjub,
manusia seperti apa yang hingga hari
ini menawan hati jutaan manusia. Saya menjadi lebih dari sekedar yakin, bahwa bukan pedang yang membuat
Islam jaya. Kebersahajaan, pelenyapan ego Sang Nabi, tekad kuat untuk memenuhi janjinya, pelayanan yang amat
mendalam kepada sahabat dan pengikutnya,
keberanian yang tak mengenal rasa takut, keyakinan kepada Tuhan dan misinya, semua inilah yang membuat Islam berjaya
dan mampu menyingkirkan segala penghalang."
Berkaca
pada hal tersebut, terlebih bertepatan dengan peringatan hari kelahiran Nabi
Muhammad Saw di bulan ini, sudah selayaknya bagi kita, pemeluk
agama Islam untuk memperbaharui kembali
semangat dalam mencintai manusia agung ini. Cinta kita kepadanya
dengan
selalu bershalawat, mengumandangkan shalawat tersebut sebagaimana para malaikat
membacakan sholawat atas Nabi.
Cinta
Nabi dengan bershalawat kepadanya tersebut diekspresikan dengan beragam cara seperti pembacaan kitab Maulid dan ragam
peringatan lain. Namun, apa pun bentuknya, yang menjadi esensi terpenting dalam peringatan hari Maulid
sesungguhnya adalah pelajaran apa yang
dapat kita ambil dari sejarah kehidupan Sang Utusan. Fiqh Sirah Nabawi, buku
karya dr Muhammad Said Ramadhan Buthi
dan Fiqh Sirh karya Syaikh Muhammad Alghozali, boleh dikedepankan ketika membicarakan konteks
ini. Kedua ulama ini tidak hanya sebatas menulis sejarah kehidupan Nabi Muhammad saja, seperti dalam kitab-kitab
Maulid konvesional, namun keduanya juga berusaha
menyimpulkan pembelajaran apa yang bisa diambil dalam setiap kejadian di masa hidup Rasul. Lebih
lanjut, bahkan dr Buthi membuat pembelajaran tersebut menjadi sub bab khusus pada setiap bab
dengan menamainya Alibrah wal idzat. Hal ini dirasa lebih urgen, karena selain mengetahui
realitas sejarah dan mengenal pribadi Nabi Muhammad lebih dekat, mengambil pelajaran dari
momentum sejarah kehidupan Rasul, kemudian menerapkan
nilai-nilainya bukan tidak mungkin bisa menjadi solusi kita dalam menghadapi permasalahan-permasalahan di masa
kini.
Pribadi
Rasulullah yang santun, murah senyum, pemaaf, kasih sayang dan peduli pada
sesama seyogyanya kita tiru.
Toleransi yang tinggi kepada selain beragama Islam selalu dijunjung Rasulullah Saw. Dalam rangkuman sejarah,
diceritakan bahwa Nabi Muhammad setiap hari selalu
memberi makan dan menyuapi seorang Yahudi yang matanya buta berada di ujung
pasar Madinah. Padahal, Yahudi
buta tersebut selalu mencaci-maki beliau saat disuapi. Barulah setelah Nabi Muhammad wafat, Yahudi tersebut
mengetahui bahwa orang yang telah ia caci maki adalah Muhammad, orang berakhlak mulia yang
peduli kepadanya.
"
Sesungguhnya Aku ( Allah) utus engkau Muhammad kecuali untuk menyempurnakan
akhlak
manusia" Perbaikan
akhlak manusia menjadi sorotan utama pembinaan karakter yang harus terus menerus disempurnakan dengan pendidikan
agama melalui pendidikan di dalam keluarga,
belajar
di sekolah atau di lingkungan masyarakat.
Contoh
sifat yang dicontohkan Nabi Muhammad harus ditiru oleh umatnya sebagai panutan. Juga sifat Rasulullah Saw yang harus
ditanamkan kepada kita bahwa Rasul memiliki sifat shiddiq
selalu berbuat kebenaran, amanah dapat dipercaya, tabligh
menyampaikan amanah dan Fathonah (cerdas).Keempat sifat Nabi
Muhammad tersebut sudah seharusnya diteladani umat manusia dalam mengarungi sendi-sendi kehidupannya.
(
Penulis : Rakhmi Ifada, M.Pd.I Guru PAI SMAN 1 Cigombong)
Sumber:
https://www.nu.or.id/post/read/99763/maulid-nabi-dan-esensi-peringatannya
https://www.nu.or.id/post/read/124167/maulid-sejarah-tradisi-dan-dalilnya
Sabtu, 17 Oktober 2020
PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU
PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU
Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kompetensi profesional Guru Pendidikan Agama Islam, DPD AGPAII Kabupaten Bogor mengadakan Webinar Workshop Penulisan Karya Ilmiah melalui zoom meeting pada hari Kamis, 4 Oktober 2020.
Acara yang langsung dimotori oleh DPD AGPAII Kab. Bogor tersebut, diikuti oleh 89 peserta, yang rata-rata mereka adalah para guru dari berbagai sekolah di wilayah Kabupaten Bogor dan sekitarnya. Seluruh peserta dengan antusias mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
Kepala Seksi PAIS Kemenag Kabupaten Bogor H. Romdon, S.Ag, MH. dalam sambutan pembukaan acara mengatakan, saya sangat mendukung kegiatan ini dan ini merupakan tindaklanjut yang penting dari kegiatan Webinar sebelumnya mengacu pada peningkatan profesionalitas guru dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), salah satunya publikasi ilmiah. Semoga berkat acara ini, muncul para guru yang rajin menulis dan kemudian sukses mempublikasikan karyanya.
Menurut Undang-Undang (UU) Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen, Pekerjaan sebagai Guru, dosen, dan Guru Besar atau Professor merupakan pekerjaan profesi (profesional). Adapun yang dimaksud profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Ada empat kompetensi guru, salah satunya kompetensi profesional yaitu dengan publikasi ilmiah, pungkas H.Romdon.
Pada sesi pertama Workshop, disampaikan materi tentang Tips Menulis Mudah oleh Dr. Muslih, M.Pd. guru PAI SMAN 1 Rumpin, yang juga seorang penulis. Dalam pengantar materinya, Muslih memotivasi seluruh peserta agar jangan pernah menunda untuk jadi penulis. Bukan semata-semata untuk mengejar angka kredit dalam kenaikan pangkat, khususnya bagi yang ASN, tetapi yang utama adalah sebagai upaya mengoptimalkan manfaat ilmu yang dimiliki, dan sekaligus untuk mewariskan ilmu dan gagasan besar hidupnya kepada generasi setelahnya. Menulis, selain sebagai jalan dakwah, juga sebagai skill yang butuh terus diasah guna memaksimalkan peran dan manfaatnya, tutur Muslih.
Motivasi penting bagi peserta juga disampaikan oleh pemateri kedua, Rahmi Ifada, M.Pd., Guru PAI SMAN 1 Cigombong sekaligus Visitor Nasional 2018. Sebelum beliau menyampaikan materi tentang Strategi Penulisan Karya Ilmiah, ia menyemangati seluruh peserta agar jangan pernah menyerah untuk jadi penulis. Menulis itu mudah, tapi ia butuh keberanian dan kesungguhan," tegasnya.
Di akhir acara, panitia menyediahkan hadiah berupa beberapa buku, untuk para peserta yang berhasil mengirimkan artikelnya dan sukses diseleksi sebagai lima artikel terbaik yang terpilih.(Rahmi Ifada)
Selasa, 18 Agustus 2020
KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2020/2021
KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2020/2021 silahkakan download di sini https://drive.google.com/file/d/1_dv9yFrq83M0LwzaGb4nfan0agays3LF/view?usp=sharing
Selasa, 09 Juni 2020
KALDIK PERUBAHAN TERDAMPAK COVID 19.
Hari Libur :
- Tgl 10 April Libur Wafat Isa Al Masih
- Tgl 22 sampai 26 April Libur Awal Ramadhan
- Tgl 1 Mei Libur Hari Buruh Internasional
- Tgl 7 Mei Libur Hari Raya Waisak
- Tgl 21 Mei Libur Kenaikan Isa Al Masih
- Tgl 24 sampai 25 Mei Libur Idul Fitri 1441 H
- Tgl 1 Juni Libur Hari Lahir Pancasila
- Tgl 21 Juni sampai 12 Juli Libur Akhir Tahun Pelajaran 2019/2020
JHENJANG SMA/SMK
- Tgl 10 April Libur Wafat Isa Al Masih
- Tgl 23 sampai 26 April Libur Awal Ramadhan
- Tgl 1 Mei Libur Hari Buruh Internasional
- Tgl 7 Mei Libur Hari Raya Waisak
- Tgl 21 Mei Libur Kenaikan Isa Al Masih
- Tgl 24 sampai 25 Mei Libur Idul Fitri 1441 H
- Tgl 1 Juni Libur Hari Lahir Pancasila
- Tgl 21 Juni sampai 12 Juli Libur Akhir Tahun Pelajaran 2019/2020
SURAT EDARAN PERUBAHAN LIBUR
Kamis, 02 April 2020
CONTOH ABSENSI KEHADIRAN
Rabu, 12 Februari 2020
INFORMASI EMIS Tahun 2020
Diinformasikan kepada seluruh Guru PAI dan Pengawas untuk memperbaharui data di EMIS pada link berikut ini
http://emispendis.kemenag.go.id/emis_pai/
Bagi guru PAI yang belum pernah terdaftar pada EMIS agar segera minta diregistrasi kepada operator dapodik sekolahan masing - masing ( Bagi GPAI yg belum terdaftar pada Dapodik ).
Jika sudah terdaftar pada Dapodik silahkan Login pada Laman Berikut ini
http://emispendis.kemenag.go.id/emis_pai/ Dengan Username NIK dan Paswod 123123123
INVENTARISIR INPASSING GPAI NON PNS
Diberitahukan Kepada Guru PAI Non PNS :
1. Sudah Tersertifikasi
2. Sudah Mengajukan Inpassing Sebelum bulan juli tahun 2019 dan SK inpassingnya belum diterima
Agar segera mengisi formulir yang tertera pada link berikut ini https://forms.gle/iGnBLq18N5GBxZ8g7paling lambat tanggal 20 Februari 2020.
Demikian ini di sampaikan, semoga kita semua tetap dalam Lindungan dan curahan rahmat dari allah Subhanahuwata'ala, aamiin
Kepala Seksi PAI
Kemenag Kab.Bogor
TTD
KH,Romdon, S.Ag.,MH
Kamis, 28 November 2019
PEMBERKASAN INSENTIF GBPNS PAI 2019
Jumat, 27 September 2019
Kamis, 26 September 2019
PEMBERKASAN TW III 2019
Senin, 09 September 2019
FORMULIR PENDATAAN GPAI NON PNS PADA SEKOLAH NEGERI JENJANG SD,SMP,SMA DAN SMK
Guru PAI Non PNS
pada Sekolah Negeri
Jenjang SD,SMP,SMA
dan SMK
AGAR SEGERA MENGISI FORMULIR PENDATAAN GURU PAI NON PNS PADA SEKOLAH NEGERI JENJANG SD DAN SMP
SILAHKAN ISI FORMULIR DISINI SETELAH SELESAI TEKAN "KIRIM"